27 Juni 2025 - Rooted in Love

Admin LPK3

Tue, 21 Oct 2025

27 Juni 2025 - Rooted in Love

Rooted in Love

(1 Korintus 13:1-7)

   

Rasul Paulus katakan “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13). Kasih sebagai yang terbesar di antara iman dan pengharapan, kasih dalam perspektif kristen bukan berbicara tentang sesuatu yang kita rasakan, dan juga bukan sesuatu yang datang dan pergi mengikuti perasaan kita, tetapi hal mendasar bagi keberadaan dan tujuan dari perjalanan hidup kita.  


Berakar di dalam kasih berarti berakar di dalam Allah itu sendiri karena “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Kasih bukan hanya tentang apa yang Allah perbuat bagi kita tetapi kasih menegaskan Pribadi Allah itu sendiri. Sebab itu, seorang kristen yang  tinggal di dalam kasih-Nya berarti tinggal di dalam Allah dan Allah tinggal di dalam dia. 


Rasul Paulus berdoa bagi jemaat Efesus agar “kamu berakar serta berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:17). Ketika seseorang berakar di dalam kasih, maka ia akan ditransformasi oleh kasih itu sendiri karena ia dituntun untuk memahami “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:18). Kasih Kristus ini akan mengubahkan hati orang tersebut menjadi seseorang yang mengasihi sesama seperti Kristus mengasihi yang rela berkorban demi orang lain.


Kasih yang rela merendahkan dirinya untuk melayani orang lain tanpa melihat latar belakang status, sosial dan ekonomi seperti Kristus yang berinkarnasi untuk melayani dan menapaki Jalan salib bagi kita, demikian pula ketika hati seseorang ditransformasi oleh kasih Kristus, maka ia akan menjadi seorang yang rela menapaki jalan Salib bagi sesamanya. Seorang yang berakar dalam kasih sesungguhnya seorang yang sedang mengimitasi Kristus ke dalam hidupnya.  


Berakar di dalam kasih berarti hidup di dalam kesucian karena ia sedang menyucikan hati dari setiap keinginan yang berpusat pada diri sendiri dan semakin mempebesar hati untuk mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain. Hidup yang berakar dalam kasih adalah suatu proses yang harus kita jalani seumur hidup kita. Hidup dalam kasih memang tidak mudah tetapi dengan pertolongan Anugerah Allah, kita terus dimampukan untuk berakar dalam kasih.

 

Pertanyaan reflektif:

    1.    Apakah saya saat ini berakar di dalam kasih yang Kristosentris atau kasih yang egosentris?

    2. Langkah-langkah apa yang saat ini anda niatkan untuk dapat berakar dalam kasih?

0 Comments

Leave a comment