8 Juli 2025 - Keheningan Batin

Admin LPK3

Tue, 21 Oct 2025

8 Juli 2025 - Keheningan Batin

Keheningan Batin
(Matius 6:6)

Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”


Dalam dunia yang riuh, kita lebih terbiasa dengan respons cepat, notifikasi tiada henti, dan percakapan tanpa jeda dalam dunia kerja atau pun pelayanan. keheningan  (silence dan stillness) tampak asing. Namun dalam terang iman kristen, justru keheningan adalah jalan bagi jiwa untuk melihat Allah.

Keheningan bukan sekadar tidak berkata-kata, tetapi keheningan batiniah — suatu keheningan dari pikiran-pikiran/angan-angan yang menganggu (logismoi), keinginan-keinginan yang penuh nafsu, dan emosi yang tak terkontrol yang dapat mendistraksi kita dari fokus pada Tuhan. Keheningan semacam ini adalah “kematian terhadap dunia”—bukan dalam arti lari dari kehidupan, melainkan suatu bentuk penyangkalan diri dan aksi memikul salib demi mengimitasi hidup Kristus. Suatu “kematian daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Galatia 5:24). Keheningan batin bukan pengasingan diri tetapi jalan persekutuan dengan Allah di dalam Kristus, bukan pengasingan.

Keheningan batiniah mengajar dan melatih kita untuk mendisiplinkan pikiran, hidup dalam keberjagaan hati dan melatih bibir kita untuk tidak perlu selalu harus menjelaskan atau membenarkan diri. Cukup masuk ke dalam kamar hati kita, diam (silence), dan menanti Allah sambil berdoa “Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini”— jiwa perlahan dibersihkan, hati diteduhkan, dan seluruh keberadaan manusia ditata kembali menuju pusatnya yaitu Allah sendiri.


Pertanyaan reflektif:

1.    Bagian mana dari diriku—pikiran, emosi, atau keinginan—yang selama ini paling sering mengganggu persekutuanku dengan Allah dalam keheningan?

2.    Apakah aku menyediakan “kamar hati” bagi kehadiran Allah yang meneduhkan diri atau bagi keduniawian yang menggelisahkan?

0 Comments

Leave a comment