9 Juli 2025 - Keheningan Pikiran

Admin LPK3

Tue, 21 Oct 2025

Keheningan Pikiran

(Kolose 3:1-4)

Keheningan pikiran (the stillness of mind) bukan berbicara tentang kehampaan atau pengosongan pikiran, tetapi kemurnian dan kesucian pikiran. Keheningan pikiran adalah jalan memasuki keheningan batiniah agar terang Roh Kudus “bercahaya di dalam hati kita agar kita dapat memperoleh terang pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus” (2 Korintus 4:6).

Pikiran adalah arena pertarungan terus-menerus yang diserbu oleh logismoi — pikiran-pikiran liar, kekhawatiran, imajinasi/angan-angan, memori, dan ketakutan (perkara duniawi). Ketika logismoi menguasai pikiran kita, maka akan membangkitkan hawa nafsu negatif di dalam batin kita sehingga mata rohani itu menjadi kabur dan dibutakan untuk dapat melihat serta mengenal Allah. Rasul Paulus mengajarkan agar kita “memikirkan perkara yang di atas” (Kolose 3:2) adalah perintah sang Rasul bagi kita di dalam Kristus yang dimuliakan ke surga sesudah kebangkitan sehingga hal yang logis untuk mengarahkan pikiran pada perkara surgawi dimana Kristus ada. Memikirkan perkara surgawi berarti “memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang suci, semua yang manis, semua yang disebut Kebajikan dan patut dipuji” (Filipi 4:8).

Pikiran ini dapat dicapai dengan merenungkan (bukan hanya membaca) firman Tuhan dan membawa perenungan itu ke dalam kehidupan doa kontemplatif setiap hari sehingga pikiran yang suci dan murni diturunkan ke dalam batin sehingga terjadi kesatuan antara pikiran dan batin yang berada dalam kesucian dan kemurnian.

Pertanyaan reflektif:

1.   Apakah aku sungguh bisa berkata bahwa Kristus benar-benar adalah pusat hidupku—atau hanya pusat teoriku ketika pikiranku lebih sering dipenuhi oleh urusan duniawi daripada perkara surgawi?

2.   Seberapa sering waktu yang kugunakan dalam hari-hari hidupku untuk melatih keheningan pikiran? Sarana-sarana apa yang saya pakai untuk berakar di dalam iman?