(God over All Series)
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm. 11:36)
Tuhan adalah Pencipta Tubuh
Penjabaran
Mazmur 139:13-14 menyatakan “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” Ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa Tuhan yang menciptakan manusia, baik tubuh maupun jiwa, tetapi Tuhan sang desainer. Kata “membentuk” berasal dari kata dasar “membeli dan menguasai.” Sehingga ketika Pemazmur menyatakan bahwa Allah yang membentuk buah pinggang (literal: bagian dalam tubuh) berarti Allah-lah yang menguasai seluruh hal yang terjadi di dalam tubuh.
Dilanjutkan dengan kata “menenun” yang berarti melindungi dengan penuh kelembutan. Pemazmur menekankan bahwa sejak dari bakal anak, Ia sudah bekerja dengan penuh kasih sayang dan anugerah.
Refleksi Wawasan Dunia Kristen
Tuhan menciptakan kita seturut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26) dan mengatur jalannya proses yang ada di dalam tubuh serta melindungi dengan sempurna. Naikkanlah syukur atas pekerjaan Tuhan yang secara sempurna di dalam tubuh jasmani yang Ia berikan dengan baik.
Tuhan menetapkan prinsip dalam menggunakan tubuh
Penjelasan
Tuhan menetapkan dan memelihara tubuh melalui prinsip keseimbangan. Contohnya, suhu tubuh, kadar gula darah, dan pH darah selalu dijaga dalam rentang normal oleh berbagai sistem organ. Istirahat yang Tuhan tetapkan juga menjadi salah satu bagian untuk menjaga keseimbangan yang ada. Prinsip ini seharusnya menjadi prinsip yang juga diterapkan oleh setiap pribadi dalam kehidupan. Menjaga keseimbangan, antara yang masuk (dikonsumsi) dengan yang keluar (aktivitas). Kehidupan di dalam ekstrim, baik ekstrim mengkonsumsi sesuatu berlebih (sin of gluttony), ekstrim bekerja berlebihan, ekstrim mager (malas gerak) merupakan penyimpangan dari prinsip hidup yang Tuhan tetapkan.
Refleksi Wawasan Dunia Kristen
Coba renungkan pola kehidupan kita. Apakah kita sudah menerapkan prinsip keseimbangan? Bagaimana kita bisa mengatur pola keseimbangan untuk tubuh? Segala yang berlebih dalam bentuk apapun adalah penyimpangan dari cara kerja Allah yang Ia tetapkan untuk tubuh manusia.
Penjelasan
Tuhan Allah menciptakan tubuh manusia saling terkait satu dengan yang lain. Maka itu, prinsip ini yang kemudian digunakan Paulus sebagai ilustrasi untuk menggambarkan kesatuan tubuh Yesus Kristus (lih. 1Kor. 12). Dalam sistem ini, jika yang satu lemah, maka hal ini akan berdampak ke dalam bagian tubuh yang lain. Untuk itu, maka perhatian yang harusnya diberikan bukan hanya kepada satu dua bagian tertentu, tetapi kepada seluruh bagian tubuh yang ada. Bahkan, sebagaimana yang Paulus tuliskan untuk konteks tubuh Yesus Kristus, kita diminta memperhatikan bagian tubuh yang lemah atau terbatas.
Refleksi Wawasan Dunia Kristen
Coba renungkan bagian-bagian tubuh mana saja yang seringkali kita perhatikan? Mengapa kita hanya memperhatikan hal-hal tersebut? Sebagai contoh jika ada jerawat di wajah (apakah kita memperhatikan karena itu “mengurangi” tampilan fisik yang indah?). Dalam prinsip interkoneksi, maka hal ini pasti bukan sekadar apa yang terjadi di kulit wajah, tetapi bisa jadi karena sesuatu di dalam tubuh.
Apakah yang kita kerjakan itu hanya menyelesaikan gejala (seperti jerawat di wajah)? Atau apakah kita juga berkomitmen menyelesaikan masalah yang lebih mendalam (contoh: yang sangat mungkin menjadi penyebab jerawat - misal karena pola konsumsi, perubahan hormon, dll)?
Tubuh bagi kemuliaan Tuhan
Penjelasan
Paulus dalam 1 Korintus 6:13 menuliskan prinsip penting, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Dalam konteks surat Korintus ini, Paulus sedang membicarakan sesuatu yang memberikan kenikmatan dalam tubuh jasmani, baik itu berupa makanan maupun seksualitas. Maka ketika Paulus mengatakan “tubuh untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh”, perlu dipahami dalam konteks kenikmatan juga. Kita menikmati Allah melalui dan di dalam tubuh dan Tuhan menikmati kita dengan persembahan tubuh.
Refleksi Wawasan Dunia Kristen
Coba renungkan beberapa pertanyaan ini:
Apakah saya benar-benar menikmati Tuhan melalui pemeliharaan, anugerah, kecukupan jasmani, bahkan kesenangan jasmaniah? Ataukah kita hanya menikmati diri dengan semua kesenangan itu? Periksalah hati kita setiap kali kita sedang menikmati kesenangan-kesenangan yang Tuhan berikan.
Apakah Tuhan benar-benar menikmati persembahan tubuh jasmani kita? Setiap hal yang kita kerjakan dengan tubuh jasmani, di dalam setiap konteks apapun sebenarnya adalah persembahan kepada Tuhan. Mari periksa hati kita untuk setiap hal yang kita kerjakan dengan tubuh jasmani ini.
Tuhan sudah menebus tubuh dan memberikan harga yang sangat khusus, melalui inkarnasi dan kebangkitan tubuh Yesus Kristus. Di dalam tubuh yang terbatas saat ini, Yesus Kristus telah memberikan harga yang mahal, karena Allah mengambil daging menjadi sama dengan manusia. Hidupilah tubuh yang terbatas sebagaimana Allah hidup di dalam daging. Nantikanlah tubuh kebangkitan yang Ia akan berikan, di mana di dalam tubuh itu kita dimampukan menikmati Allah dengan penuh kesempurnaan dan Ia akan menikmati kita selama-lamanya.
Buku 1: The games people play: Theology, religion, and sport
Robert Ellis
https://dewey.petra.ac.id/view/150563
Buku 2: Body and soul: Human nature and the crisis in ethics
J.P. Moreland
https://dewey.petra.ac.id/view/136896
Buku 3: Redeeming sex: naked conversations about sexuality and spirituality
Debra Hirsch
https://dewey.petra.ac.id/view/93019
Leave a comment